Kenapa Harus Psikologi?

Menurut data hasil penerimaan mahasiswa baru di sejumlah universitas di Indonesia, setiap tahun jurusan psikologi menjadi salah satu jurusan yang menarik banyak peminat.

Bahkan, Mahasiswa dari tahun ke tahun selalu bertambah peminat untuk masuk ke jurusan Psikologi. Lalu apa yang membuat jurusan psikologi bisa memiliki peminat yang terus bertambah setiap tahun?

1. Pengetahuan Aplikatif

Ilmu psikologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang aplikatif dan mengikuti perkembangan zaman. Sebab, ilmu ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga para lulusan jurusan psikologi mempunyai cukup banyak peluang kerja.

Misalnya, saat kamu menjadi konselor pernikahan, tentunya akan mengetahui berbagai masalah dalam rumah tangga orang lain.

2. Jenjang Karir Luas

Lulusan Psikologi bisa bekerja di bagian yang bertanggung jawab dalam perekrutan karyawan, manajemen administrasi karyawan, dan berbagai urusan lain juga masih terkait dengan psikologi.

Ada pilihan profesi lain yang masih berkaitan, misalnya psikolog, konselor, guru bimbingan konseling, dosen psikologi, pelatih pengembangan SDM, dan market research.

Jadi, kamu tidak perlu khawatir untuk kuliah di jurusan psikologi. Sebab, asalkan mau berusaha dan serius, peluang kerjanya terbuka lebar, pilihan pekerjaannya banyak sesuai minat dan kemampuan, serta menjanjikan masa depan yang cerah.

3. Mempelajari Tentang Manusia

Jurusan psikologi juga mempelajari tentang hal yang berkaitan dengan medis, seperti neurologi manusia. Neurologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai saraf otak dan aktivitas otak manusia secara detail.

4. Jurusan yang Menyenangkan

kamu akan mempelajari tentang kepribadian manusia, mental dan gangguan mental, perilaku manusia dari anak-anak sampai orang tua, pola asuh anak, dan banyak hal.

Dan kamu akan mendapatkan ilmu untuk mengetahui tentang diri sendiri, mengenal orang lain, dan cara berinteraksi satu sama lain sesuai dengan kepribadian masing-masing.

So, pilih apalagi Ayo masuk Jurusan Psikologi

Phobia : Claustrophobia

Claustrophobia adalah phobia pada tempat sempit

Claustrophobia adalah ketakutan tidak beralasan pada ruang tertutup atau ruang sempit. Wajar untuk merasa takut terjebak ketika ada ancaman atau bahaya, namun orang-orang yang memiliki claustrophobia menjadi takut dalam situasi di mana tidak ada bahaya yang jelas atau realistis. Ketika pergi ke luar, mereka akan menghindari ruang tertutup atau sempit, seperti lift, terowongan, dan toilet umum.

Apa penyebab claustrophobia?

Phobia ruang tertutup ini umumnya adalah hasil dari pengalaman masa lalu seseorang (biasanya pada masa kanak-kanak) yang menyebabkan mereka mengasosiasikan ruang kecil dengan perasaan panik atau berada dalam bahaya. Contoh jenis-jenis pengalaman masa lalu, yaitu:

  • Jatuh ke dalam kolam renang dan tidak bisa berenang
  • Berada di keramaian dan terpisah dengan orangtua atau kelompok
  • Merangkak ke dalam terowongan dan tersesat atau terjebak

Pikiran yang menghubungkan ruang tertutup atau sempit dengan keadaan bahaya akan menyebabkan tubuh bereaksi sesuai dengan apa yang ia pikirkan.

Gejala claustrophobia

Serangan panik adalah hal yang umum di kalangan penderita phobia tempat tertutup. Mereka bisa menjadi sangat ketakutan dan frustasi, dan gejala seringkali terjadi tanpa peringatan. Selain kecemasan yang luar biasa, serangan panik juga bisa menyebabkan gejala fisik seperti:

  • Berkeringat
  • Gemetar
  • Gejala panas atau kedinginan
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Denyut jantung cepat
  • Nyeri atau sesak di dada
  • Mual
  • Sakit kepala dan pusing
  • Perasaan ingin pingsan
  • Mati rasa atau kesemutan
  • Mulut kering
  • Keinginan untuk pergi ke toilet
  • Telinga berdengung
  • Merasa bingung atau disorientasi

Jika Anda memiliki claustrophobia parah, Anda mungkin juga mengalami gejala psikologis seperti:

  • Ketakutan akan kehilangan kontrol
  • Ketakutan akan pingsan
  • Merasa ngeri
  • Ketakutan akan mati   

Kenapa si Kita Melakukan Body Shaming?

Istilah bullyingdan body shaming kini menjadi isu populer di masyarakat kita. Budaya dan kebiasaan tersebut banyak terjadi di hampir keseharian kita, termasuk memberikan komentar berupa hal-hal yang menjurus pada body shaming atau penghinaan fisik. Apalagi di era digital saat ini, perilaku tersebut banyak kita temukan di dunia maya seperti media sosial.

Seringkali kita mendengar atau menemukan komentar berupa kata-kata yang menjurus ke body shaming.

“Kok badan kamu makin gemuk, sih. Makanya, diet dong.”

komentar seperti itu hal yang lumrah untuk diberikan pada orang lain. Namun, sadarkah dampak dari body shaming tersebut? Sadarkah ada sejumlah hati yang tersakiti oleh komentar kita yang menyudutkan itu? Baik itu disengaja ataupun tidak, body shaming tidak seharusnya menjadi hal yang biasa, wajar dan lumrah hanya untuk sekadar basa-basi.

Apa si body Shaming itu?

Body shaming adalah perilaku mempermalukan seseorang dengan menghina atau membuat komentar negatif mengenai bentuk atau ukuran tubuh seseorang. Body shaming dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk bullying yang banyak terjadi di lingkungan kita.

Body shaming biasanya dilakukan oleh teman-teman dekat atau bahkan keluarga. Mereka yang biasanya melakukan body shaming biasanya melakukannya dalam keadaan sadar dan dengan berbagai alasan seperti bahan untuk berbasa-basi, melindungi harga diri bahkan untuk menjatuhkan orang lain.

Penyebab body shaming

Ada banyak penyebab terjadinya body shaming. Apabila seorang individu sering menyaksikan atau membaca komentar-komentar yang mengarah ke tindakan body shamingsejak dini, maka besar kemungkinan  individu tersebut melakukan tindakan body shaming terhadap orang lain pada masa depan. Pemikiran dan anggapan sebagian besar masyarakat Indonesia bahwa deskripsi cantik atau tampan adalah individu dengan kulit putih, hidung mancung, tubuh langsing, tinggi semampai dan sebagainya. Maka dari itu, apabila ada seseorang yang tidak memenuhi deskripsi tersebut, ia tidak bisa dikategorikan sebagai cantik atau tampan sehingga termasuk dalam kategori jelek, kurus, gemuk atau panggilan negatif lainnya.

Dampak Body Shaming

Standar kecantikan body shaming berpotensi membuat seseorang melakukan self-objectivation . Self-objectification adalah keadaan dimana seseorang menilai diri sendiri berdasarkan penampilan. Kecenderungan untuk melakukan self-objectification ini dapat menimbulkan perasaan malu atas diri sendiri (shame) atau kecemasan (anxiety) terhadap bentuk atau ukuran tubuh. Orang-orang yang tidak dapat menerima perlakuan body shaming akan cenderung merasa ada yang salah dalam dirinya. Atau merasa tidak kompeten untuk melakukan sesuatu karena rendahnya kepercayaan terhadap diri sendiri. 

Dampak lain dari self-objectificationadalah menurunnya aspek psikologis dalam diri seseorang, salah satunya terkait dengan kepercayaan diri. Seseorang yang mendapatkan perlakuan body shaming bisa jadi mengalami penurunan motivasi untuk melakukan sesuatu. Akibatnya, ia akan merasa tidak berharga yang selanjutnya apabila hal itu berlangsung terus-menerus akan berujung pada perasaan putus asa. Tidak jarang, rasa putus asa ini memunculkan pemikiran bunuh diri pada seseorang

Cara Mengatasi Body Shaming

Self-love sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental kita, karena dengan menerima segala kelebihan dan kekurangan kita apa adanya, kita menjadi lebih bisa berpikir positif terhadap diri kita sendiri dan orang lain. Dengan mencintai diri sendiri maka kita akan cenderung yakin dan percaya terhadap kemampuan diri.

apabila kita mendapatkan komentar yang terkait body shaming, maka kita bisa menjadikan komentar tersebut sebagai motivasi dan introspeksi diri. Apabila berat, kita juga mempunya pilihan untuk mengabaikan komentar yang menjurus pada body shaming. Kita perlu menyeleksi mana yang perlu diperhatikan dan mana yang tidak.

Phobia : Ablutophobia

Ablutophobia (si phobia unik) phobia takut mandi.

Takut mandi? Tentunya hal ini menjadi hal yang sangat tabu, terutama di negara seperti Indonesia yang mayoritas masyarakatnya menerapkan kebiasaan mandi dua kali sehari. Meskipun aneh, tapi ablutophobia atau fobia terhadap mandi adalah hal yang nyata. 

Apa itu Ablutophobia?

Ablutophobia adalah ketakutan yang tidak wajar untuk mandi, membersihkan diri, atau mencuci. Kondisi ini merupakan gangguan kecemasan yang termasuk dalam kategori fobia spesifik.

Fobia spesifik sendiri merupakan ketakutan irasional yang berpusat di sekitar situasi tertentu. Kondisi ini jarang terjadi, tapi termasuk ke dalam kondisi yang cukup serius karena dapat merepotkan kehidupan sehari-hari apabila tidak ditangani. Dan fobia ini biasanya terjadi pada anak-anak dan wanita.

Penyebab Ablutophobia

Berikut adalah beberapa kondisi yang mungkin menjadi penyebab ablutophobia:

  • Peristiwa masa lalu yang traumatis. Peristiwa ini bisa dialami sendiri atau Anda sekedar menyaksikannya langsung maupun dari media lain seperti film.
  • Berkembang dari ketakutan orang lain. Apabila Anda menyaksikan orang terdekat Anda memiliki ketakutan terhadap suatu hal, Anda juga dapat memiliki ketakutan yang sama, terutama jika Anda menyaksikannya di masa kecil.
  • Perubahan fungsi otak. Cedera dan penuaan juga dapat menyebabkan perubahan fungsi otak yang dapat memicu ablutophobia.
  • Kebiasaan masa kecil. Anak kecil cenderung menghindari waktu mandi, karena takut atau alasan sederhana lainnya, kebiasaan ini dapat terbawa hingga dewasa dan menyebabkan ablutophobia.

Gejala Ablutophobia

Seseorang dengan ablutophobia sangat kesulitan untuk mandi dan membersihkan diri. Mereka cenderung berusaha untuk menyamarkan bau badannya dengan cara lain seperti menggunakan banyak deodorant atau parfum.

Gejala fisik dari ablutophobia meliputi:

  • Denyut nadi cepat
  • Sulit bernapas
  • Pusing hingga kehilangan kesadaran
  • Tiba-tiba merasa panas atau dingin
  • Sesak napas
  • Gemetar
  • Berkeringat
  • Mual
  • Mulut kering

Gejala ini dapat muncul ketika seseorang dengan ablutophobia dipaksa untuk mandi. Bahkan seseorang dengan ablutophobia dapat merasa cemas hanya karena berpikir tentang mandi.

Seorang dengan ablutophobia mungkin saja berpikir dirinya akan mengalami kejadian buruk seperti mengalami gangguan saraf, pingsan, atau bahkan mati jika mereka mandi.

10 Manfaat Berfikir Positif

Manusia terkadang memiliki kecenderungan untuk memikirkan hal yang negatif terlebih dahulu. Padahal, berpikir positif jauh lebih bermanfaat daripada terus-menerus menerapkan pola pikir negatif.

Berpikir positif tidak berarti Anda menolak melihat hal-hal yang negatif. Anda menerima keduanya, tetapi tetap berusaha optimis dan memiliki pemikiran positif. Terdapat berbagai manfaat berpikir positif, mulai dari mengatasi stres sampai meningkatkan daya tahan tubuh.

Manfaat Berfikir Positif

Manfaat berpikir positif tidak hanya agar Anda bisa terus terpacu mencapai tujuan yang diinginkan. Faktanya terdapat manfaat berpikir positif secara fisik dan mental. Lantas, apa saja kegunaannya

  1. Mengatasi stress (stress Management)
    Berfikir positif membantu kita mengatasi stress, mengabaikan fikiran negatif, mengganti fikiran pesimis menjadi optimis, mengurangi kecemasan dan mengurangi stress. Ketika kita mengembanhkan pikiran positif anda bisa mengontrol pikiran anda menjadi lebih baik.
  2. Menjadi lebih sehat (Healty)
    Pikiran kita secara langsung mempengaruhi tubuh dan bagaimana cara kerjanya. Ketika ada mengganti pikiran negatif dengan ketenangan, kepercayaan dan kedamaian, bukannya dengan kebencian, kecemasan dan ke khawatiran maka kita akan merasakan kesejahtraan. Dan ini berarti kita tak mengalami gangguan saat kita tidur, tidak merasakan ketegangan otot, kecemasan dan kelelahan. Orang-orang yang erfikir negatif lebih mudah mengalami depresi.
  1. Meningkatkan fokus (Focus)
    Menggunakaan pikiran positif membantu kita lebih fokus saat memghadapi masalah. Jika kita erfikir negatif akan membuang-buang waktu dan energi kita.
  2. Bisa mengatur waktu lebih baik (Time Management)
    Dengan meningkatkan fokus serta kemampuan dan membuat keputusan menjadi lwbih baik, kita akan lebih terorganisir. Ini akan membantu kita mendapatkan lebih banyak waktu diri dan orang yang kita cintai.
  3. Lebih sukses dalam hidup (Succes)
    Sikap positif tak hanya meningkatkan fokus kita dan lebih bisa mengatur waktu lebih baik tetapi mengarahkan kita pada kebahagiaan dan keberhasilan saat mengubah hidup kita.
  4. Memiliki banyak Teman (Acquintances)
    Kita berfikir positif, kita akan menarik perhatian orang-orang dan ketika orang-orang tersebut dekat dengan kita mereka akan merasa nyaman.
  1. Manjadi pemberani (Brave)
    Ketakutan berasal dari pikiran negatif. Menjadi pemikir positif akan menghilangkan
    Rasa takut.
  2. Hidup lebih bahagia (happines)
    Percaya diri merupakan suatu fakta bahwa kita bahagia menjadi diri kita sendiri dan tidak.mencoba untuk menjadi orang lain.
  3. Percaya diri (Confident)
    Dengan berpikir positif kita akan lebih percaya diri dan tidak mencoba untuk menjadi orang lain. Jika kita tidak percaya diri kita tidak akan pernah mendapatkan kehidupan yang lenih baik.
  4. Bisa mengambil keputusan (smart-decision)
    Berfikir positif mencegah kita memilih keputusan yang salah atau melakukan hal yang bodoh yang kemudian kita sesali. Berfikir positif membuat kita mengambil keputusan dengan cepat.

Ciri-ciri Orang yang Selalu Berfikir Positif Thinking

Dengan Berfikir secara Positif thinking akan membantu kita menjadi lebih baik.




Apa si Postif Thinking itu?

Berpikir positif (positive thinking) adalah cara yang sangat hebat untuk membangun kesuksesan. Ketika seseorang mengubah cara pandang menjadi lebih positif, Anda akan melihat dari segi yang berbeda dan cara Anda mengaturnya.

Ciri-ciri Berfikir Positif

Setiap orang pasti pernah berfikir postitif untuk menharapkan hal yang baik. Tetapi ada juga ciri-ciri berfikir positif antara lain :

  • Selalu terbuka untuk menerima saran dan ide, dengan begitu boleh jadi ada hal-hal yang baru yang akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.
  • Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah fikiran itu terlintas di benak ‘memelihara’ pikiran negatif yang lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.
  • Menggunakan bahasa positif maksudnya kalimat-kalimat yang menandakan optimisme seperti “masalah itu pasti akan terselesaikan” dan “dia memang berbakat”.
  • Tidak membuat alasan tetapi langsung membuat tindakan permah dengar pelesetan NATO (No action, talk only) kan?, nah mereka ini jelas bukan penganutnya.
  • Melihat masalah sebagai tantangan bandingan denganorang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan membuathidupnya menjadi sengsara sedunia.
  • Menikmati hidupnya pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidupnya yang lebih baik.
  • Mensyukuri apa yang dimilikinya dan bukannya berkeluh kesah tentang apa-apa yang tak dipunyai.
  • Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu mendengarkan omongan yang tak ada ujungnya adalah perilaku yang dijauhi oleh si pemikir positif.
  • Peduli pada citra diri itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya diluar tetapi juga didalam.
  • Menggunakan bahasa tubuh yang positif diantaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif atau anggukan. Mereka juga berintonasi dengan bersahabat antusias dan ‘hidup’

Nah itu adalah ciri-ciri orang yang selalu berpikir positif. Apakah kamu termasuk di dalamnya?

Smiling Depression

Sosok Joker adalah termasuk kedalam smiling depression

Apa itu Smiling depression?

Depresi biasanya dikaitkan dengan kesedihan, kelesuan, keputusasaan, bahkan membuat tidak memiliki tenaga untuk keluar dari kamar tidurnya. Smiling depression atau ‘depresi yang tersenyum’ adalah istilah untuk seseorang yang hidup dengan depresi dalam dirinya, dan tampak sangat bahagia atau puas di luar.

Hingga saat ini, smiling depression masih belum digolongkan sebagai salah satu gangguan mental, tetapi kondisi ini dapat disebut sebagai gangguan depresi mayor dengan fitur atipikal. Bahayanya? Tentu ada, Sebagai salah satu sub dari depresi, orang dengan smiling depression juga mengalami gejala yang serupa dengan gejala depresi pada umumnya, yaitu:

  • Perubahan nafsu makan, berat badan, dan tidur.
  • Kelelahan atau lesu.
  • Perasaan putus asa, kurangnya harga diri, dan harga diri rendah.
  • Kehilangan minat atau kesenangan dalam melakukan hal-hal yang dulu dinikmati.

Orang yang memiliki smiling depression akan mempunyai cukup banyak energi untuk tetap aktif di luar justru memiliki risiko bunuh diri yang lebih tinggi. Ya, orang dengan depresi berat kadang merasa ingin bunuh diri, tetapi banyak yang tidak punya energi untuk bertindak berdasarkan pemikiran ini. Namun, seseorang dengan smiling depression mungkin memiliki energi dan motivasi untuk menindaklanjutinya.

Hal-hal yang dapat menyebabkan Smiling depression

1. Perubahan besar dalam hidup

Seperti halnya jenis depresi lain, depresi tersenyum dapat dipicu oleh suatu situasi, seperti hubungan yang gagal atau kehilangan pekerjaan. Itu juga bisa dialami sebagai keadaan konstan.

2. Pergolakan batin

Dalam beberapa budaya atau keluarga, tingkat stigma yang lebih tinggi juga dapat berdampak. Misalnya, mengekspresikan emosi dapat dilihat sebagai “meminta perhatian” atau menunjukkan kelemahan atau kemalasan.

Seseorang yang merasa mereka akan diadili karena gejala depresi mereka akan lebih mungkin untuk mengenakan topeng, dan menyimpan kesedihannya untuk diri mereka sendiri. Kondisi ini juga dapat lebih rentan terjadi pada pria yang terkungkung pada prinsip maskulinitas, bahwa pria selayaknya harus kuat, bahkan tidak boleh menangis.

Phobia : Callgynephobia

Ketakutan pada wanita cantik. Phobia yang sangat unik dan langka

Venustraphobia juga dikenal sebagai Caligynephobia atau Calligyniaphobia, erat kaitannya dengan Gynephobia atau Gynophobia, yakni perasaan takut atau fobia terhadap wanita, tepatnya ketakutan pria pada wanita yang dianggap menarik atau cantik.

Jenis fobia ini mempengaruhi hidup pria, di mana pria merasakan ketakutan yang intens berada di sekitar wanita cantik. Bahkan hingga membuat pria tidak ingin terlibat secara aktif dengan wanita.

Penyebab Callgynephobia

Banyak psikolog percaya bahwa fobia sering muncul akibat atau dari kejadian traumatis yang dialami seseorang di usia dini. Kekerasan seksual, fisik, atau verbal, hubungan yang gagal atau penolakan, atau perundungan, semua itu dapat menjadi akar penyebab fobia, termasuk Callgynephobia.

Rasa rendah diri, rasa malu, takut akan penolakan, rasa tidak aman, harga diri yang rendah, masalah kepercayaan diri, dapat semakin memperparah fobia ini. Orang yang menderita Caligynephobia umumnya merasa takut dipermalukan, dihina, dan dikritik dalam situasi sosial. Fobia sosial semacam itu mendalam dan bisa muncul hanya dengan melihat wanita cantik.

Saat penderita fobia ini melihat wanita cantik, beberapa tanda dan gejala akan muncul, seperti merasakan kecemasan, sesak nafas, nafas cepat, detak jantung tidak teratur, takut kehilangan kendali, mual, mulut kering, ketidakmampuan mengartikulasikan kata dan kalimat, serta berkeringat secara berlebih.

Cara Mengatasi Callgynephobia

Pendekatan utama untuk menentukan akar penyebab ketakutannya adalah dengan konseling. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan melakukan pelatihan keterampilan sosial, hipnoterapi, pemrograman Neuro-Linguistik, terapi pemaparan atau teknik meluapkan atau mencurahkan, desensitisasi dan psikoterapi kognitif-perilaku.

Meskipun Venustraphobia langka keberadaannya dan termasuk unik di antara berbagai jenis fobia lainnya, jika tidak ditangani dapat membuat pria  sangat tertekan dan merasa tidak nyaman. Bimbingan, pengertian, cinta, dan dukungan dari orang dekat dan terkasih dapat membantu penderita Calligynephobia mengatasi fobianya.

Phobia : Coitophobia

Coitophobia adalah phobia yang takut akan berhubungan intim.

Persetubuhan atau hubungan seksual artinya secara prinsip adalah tindakan sanggama yang dilakukan oleh manusia. Tujuan dari hubungan seksual ada banyak. Mulai dari untuk memiliki keturunan, alasan kesehatan, menurunkan stress hingga mendapatkan kenikmatan duniawi. Kenapa saya membahas topik ini? Sebab saya akan menjelaskan phobia seks yang bernama coitophobia. Hah masa ada phobia seks sih? Ya buat kita yang normal mungkin ini seperti lelucon namun ini nyata.

Di antara semua jenis phobia yang menyangkut kehidupan seksual, Coitophobia bisa jadi yang paling fatal dialami seseorang. Phobia ini adalah ketakutan untuk berhubungan ιntιm. Seseorang, baik pria maupun wanita yang mengalami phobia ini tidak menyadari bahwa hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis manusia dengan tujuan untuk meneruskan keturunan.

Faktor utama dari timbulnya phobia ini adalah trauma akibat kekerasan seksual atau pemahaman yang sangat minim mengenai seks. Penyebab utama phobia ini adalah pernah diperkosa atau pernah mendapat pelecehan seksual dan lainnya. Pasca tindak penyiksaan dan kekerasan seksual baik fisik dan mental, tidak heran bakal terjadi perubahan secara psikologis pada diri seseorang.

Gejala yang dialami oleh penderita jenis ini, biasanya mereka merasa panik, teror, dan takut. Gejala lainnya adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, sesak napas, gemetar, gelisah, berkeringat, dan menghindari orang lain. 

Phobia ini sangat tidak baik jika dibiarkan. Walaupun sangat sedikit dan sangat jarang tetap harus ditangani dengan baik. Untuk mencegah ini diperlukan pendidikan seks yang baik dan benar. Kita tidak boleh malu untuk berbicara mengenai seks namun dalam konteks dan maksud yang benar. orang Indonesia terutama para remaja masih sangat malu apa bila berbicara mengenai seks. Hal ini menyebabkan pengetahuan yang sangat minim dan tidak berkembang. Rasa ingin tahu yang sangat besar di masa remaja mereka menjadi tidak tersalurkan. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya pemerkosaan dengan memanfaatkan rasa ingin tahu yang besar itu.

Pembelajaran mengenai seks juga dapat menghilangkan rasa takut akan hubungan seksual. Sehingga phobia ini dapat tercegah. Banyak orang terutama wanita masih takut untuk melakukan hubungan seksual karena tidak tahu mengenai seks. Untuk itulah diperlukannya pengajaran mengenai hubungan seksual.

Pengawasan dari keluarga khususnya orang tua tidak kalah pentingnya. Tidak jarang orang tua saat ini memberikan kebebasan terhadap anak-anaknya. Apabila laki-laki mungkin tidak terlalu berbahaya sebab mereka masih bisa membela diri. Namun jika wanita itu dapat berakibat fatal. Sebab para pelaku pemerkosaan sudah mengincar wanita dimalam hari. Untuk itu orang tua harus memberikan pengawasan terhadap anak-anak mereka.

Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan pendidikan seksual dini serta pengawasan dari keluarga serta orang-orang terdekat. Jangan sampai ini terjadi dan baru kita menyesal. 

Phobia : Xanthophobia

Xanhophobia adalah phobia terhadap warna kuning.

Semua hal yang ada di dunia ini tentu memiliki warna. Bahkan, banyaknya pilihan warna yang ada membuat setiap orang memiliki warna kesukaan tersendiri. Tapi hal ini tidak berlaku bagi penderita Xanthophobia. Xanthophobia merupakan phobia paling aneh yang pertama,  phobia ini disebabkan oleh warna kuning. Pengidap Xanthophobia akan berteriak-teriak saat melihat semua yang berwarna kuning dan saat mendengar kata kuning karena rasa takut yang berlebihan terhadap warna yang identik dengan pisang dan matahari ini. Biasanya hal ini dipicu oleh trauma masa lalu yang menakutkan atau mengejutkan dari penderita yang melibatkan warna kuning.

Phobia atau gangguan anxietas fobik merupakan rasa ketakutan yang berlebihan pada suatu hal atau fenomena. Ketakutan yang terjadi bersifat irrasional dan tidak masuk akal. Hal ini terjadi karena penderita phobia memiliki cara pandang yang berbeda dalam melihat subjek phobia (sumber ketakutan). Misalnya seorang yang berbadan besar dan kekar takut akan suatu hal yang kecil misalnya tikus. Tikus memang binatang yang menjijikkan, namun bagi sebagian orang tikus bukanlah masalah berarti yang dapat menyebabkan ketakutan.

Penderita phobia menggunakan bahasa rasa dalam melihat sumber ketakutan tersebut. Dalam kasus di atas, orang yang berbadan besar dan kekar melihat tikus sebagai sesuatu yang besar, menakutkan, menjijikkan, atau bahkan mengancam. Berbeda halnya dengan pengamat phobia (orang yang melihat penderita phobia), mereka menggunakan bahasa logika dalam melihat hal tersebut.

Phobia sendiri seringkali terjadi akibat adanya pengalaman buruk atau trauma di masa lalu. Namun hanya mengalami sesuatu yang buruk tidaklah cukup untuk menjadi phobia. Untuk bisa menyebabkan phobia, setidaknya hal buruk tersebut harus menjadi fiksasi, yakni suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci yang terjadi akibat ketidakmampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan rasa takutnya.