Kenapa Harus Psikologi?

Menurut data hasil penerimaan mahasiswa baru di sejumlah universitas di Indonesia, setiap tahun jurusan psikologi menjadi salah satu jurusan yang menarik banyak peminat.

Bahkan, Mahasiswa dari tahun ke tahun selalu bertambah peminat untuk masuk ke jurusan Psikologi. Lalu apa yang membuat jurusan psikologi bisa memiliki peminat yang terus bertambah setiap tahun?

1. Pengetahuan Aplikatif

Ilmu psikologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang aplikatif dan mengikuti perkembangan zaman. Sebab, ilmu ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga para lulusan jurusan psikologi mempunyai cukup banyak peluang kerja.

Misalnya, saat kamu menjadi konselor pernikahan, tentunya akan mengetahui berbagai masalah dalam rumah tangga orang lain.

2. Jenjang Karir Luas

Lulusan Psikologi bisa bekerja di bagian yang bertanggung jawab dalam perekrutan karyawan, manajemen administrasi karyawan, dan berbagai urusan lain juga masih terkait dengan psikologi.

Ada pilihan profesi lain yang masih berkaitan, misalnya psikolog, konselor, guru bimbingan konseling, dosen psikologi, pelatih pengembangan SDM, dan market research.

Jadi, kamu tidak perlu khawatir untuk kuliah di jurusan psikologi. Sebab, asalkan mau berusaha dan serius, peluang kerjanya terbuka lebar, pilihan pekerjaannya banyak sesuai minat dan kemampuan, serta menjanjikan masa depan yang cerah.

3. Mempelajari Tentang Manusia

Jurusan psikologi juga mempelajari tentang hal yang berkaitan dengan medis, seperti neurologi manusia. Neurologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai saraf otak dan aktivitas otak manusia secara detail.

4. Jurusan yang Menyenangkan

kamu akan mempelajari tentang kepribadian manusia, mental dan gangguan mental, perilaku manusia dari anak-anak sampai orang tua, pola asuh anak, dan banyak hal.

Dan kamu akan mendapatkan ilmu untuk mengetahui tentang diri sendiri, mengenal orang lain, dan cara berinteraksi satu sama lain sesuai dengan kepribadian masing-masing.

So, pilih apalagi Ayo masuk Jurusan Psikologi

Phobia : Claustrophobia

Claustrophobia adalah phobia pada tempat sempit

Claustrophobia adalah ketakutan tidak beralasan pada ruang tertutup atau ruang sempit. Wajar untuk merasa takut terjebak ketika ada ancaman atau bahaya, namun orang-orang yang memiliki claustrophobia menjadi takut dalam situasi di mana tidak ada bahaya yang jelas atau realistis. Ketika pergi ke luar, mereka akan menghindari ruang tertutup atau sempit, seperti lift, terowongan, dan toilet umum.

Apa penyebab claustrophobia?

Phobia ruang tertutup ini umumnya adalah hasil dari pengalaman masa lalu seseorang (biasanya pada masa kanak-kanak) yang menyebabkan mereka mengasosiasikan ruang kecil dengan perasaan panik atau berada dalam bahaya. Contoh jenis-jenis pengalaman masa lalu, yaitu:

  • Jatuh ke dalam kolam renang dan tidak bisa berenang
  • Berada di keramaian dan terpisah dengan orangtua atau kelompok
  • Merangkak ke dalam terowongan dan tersesat atau terjebak

Pikiran yang menghubungkan ruang tertutup atau sempit dengan keadaan bahaya akan menyebabkan tubuh bereaksi sesuai dengan apa yang ia pikirkan.

Gejala claustrophobia

Serangan panik adalah hal yang umum di kalangan penderita phobia tempat tertutup. Mereka bisa menjadi sangat ketakutan dan frustasi, dan gejala seringkali terjadi tanpa peringatan. Selain kecemasan yang luar biasa, serangan panik juga bisa menyebabkan gejala fisik seperti:

  • Berkeringat
  • Gemetar
  • Gejala panas atau kedinginan
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Denyut jantung cepat
  • Nyeri atau sesak di dada
  • Mual
  • Sakit kepala dan pusing
  • Perasaan ingin pingsan
  • Mati rasa atau kesemutan
  • Mulut kering
  • Keinginan untuk pergi ke toilet
  • Telinga berdengung
  • Merasa bingung atau disorientasi

Jika Anda memiliki claustrophobia parah, Anda mungkin juga mengalami gejala psikologis seperti:

  • Ketakutan akan kehilangan kontrol
  • Ketakutan akan pingsan
  • Merasa ngeri
  • Ketakutan akan mati